Scene
3
Juli
105
“Erica-Incantator”
---Masih
di Aula kerajaan---.
“Sebelum
fajar tiba sebaiknya kita sudah mengevakuasi para penduduk, Panglima Erica,
bagaimana status evakuasi penduduk saat ini” tanya sang raja kepada panglima
Incantator (perapal) kerajaan, satu-satunya panglima wanita yang ada.
Erica
berambut pirang dikuncir ekor kuda kebelakang, kulitnya putih pucat namun
terlihat cantik, pakaiannya tidak seperti panglima lain yang mengenakan baju
zirah perang, dia mengenakan tunik biru rapat yang menampilkan keanggunan
seorang wanita, dia juga mengenakan jubah biru toska yang menutupi bahu tejurai
kebawah sampai mata kakinya. Wanita ini berparas cantik namun tampak kuat dan
tegas yang sudah selayaknya dimiliki oleh seorang panglima kerajaan.
Erica
merupakan Incantator yang paling kuat yang dimiliki oleh kerajaan Trojan. Dia mendaki
karirnya sebagai seorang prajurit adalah bukan cita-citanya sejak kecil. Seperti
wanita pada umumnya, dengan modal parasnya yang cantik erica ingin menikah
dengan bangsawan dan dapat hidup nyaman selayaknya wanita bangsawan. Erica dibesarkan dari keluarga
incantator maka dari itu mau tidak mau dari semenjak ia kecil, ia sudah dimasukkan di sekolah
incantator. Namun takdir berkata lain, ketika ia berumur 15 tahun erica
berpergian dengan ayahnya ke kerajaan Vreonggard untuk mengajar.
Ya,
ayahnya adalah seorang ahli incantator dan ia adalah seorang guru incantation. Selama
di perjalanan, di kawasan padang semak gersang mendekati kerajaan Vreonggard,
tidak disangka mereka bertemu dengan dua kelompok mythical beast (MB) yang
saling berebut daerah kekuasaan. Mereka adalah MB jenis Fire Leo (sejenis
singa) dan yang satunya adalah jenis Black jackal (sejenis serigala). Nampaknya
mereka sedang memperebutkan daerah untuk berburu. Di tengah konflik kedua MB
ini berlari kearah Erica dan ayahnya, seekor Leo kecil yang terlihat lemah. Bermaksud
untuk mengobati anak Leo, tiba-tiba dari belakang, ayahnya langsung diserang
oleh indukan Leo yang sangat ganas. Tanpa sempat untuk melawan, sang ayahnya
terkena tusukan cakar api langsug menembus dadanya. Erica yang saat itu sedang
berada di sebelah ayahnya langsung shock dan panik, tanpa pikir panjang dia
langsung mengeluarkan petir kacil dari telapak tangannya. Erica waktu itu
bukanlah seorang incantator yang mahir. Keahliannya pada saat itu di bawah
rata-rata untuk anak setingkatnya. Itu karena Erica tidak pernah serius dalam
mempelajari teknik Incantator. Dia adalah anak yang manja yang selalu
mengandalkan parasnya yang cantik untuk menyelesaikan suatu masalah.
Namun
petir kecil yang dihasilkan Erica ternyata mampu membuat betina leo panik dan
langsung kabur membawa anaknya pergi. Erica sesaat merasa lega. Tetapi setelah
ia melihat kondisi ayahnya yang terkapar tak berdaya dengan banyak darah keluar
dari lubang di dadanya, Erica langsung merasa lemas. Namun, Erica saat itu
tidak langsunng pasrah dengan keadaan, ia langsung mengingat-ingat Healing
Incantation (mantra penyembuhan) yang sudah ia pelajari di sekolah. Terdapat banyak
jenis Healing Incantation, namun ia tidak pernah mahir dengan mantra-mantra
itu. Yang ia tahu caranya hanya mantra
untuk menutup luka kecil. Ternyata dulu ia pernah terjatuh dan menyebabkan luka
goresan kecil di lengan kirinya. Lukanya tidak seberapa untuk mendapatkan
pengobatan serius. Erica tau kalau luka ini akan meninggalkan bekas luka jelek
di kulit lengannya yang mulus. Ia langsung mencari mantra penyembuhan untuk itu
dan ia cukup mahir dengan teknik itu.
Tanpa
membuang waktu, Erica langsung mencoba ke luka ayahnya, “Cura Da Ripped!”
(sembuhlah luka), mencobanya berkali-kali namun ternyata lukanya sangat besar
bila dibandingkan dengan luka yang pernah dialami Erica. Mantra yang dirapalkan
Erica tidak nampak memberikan efek. Hanya sedikit sekali luka yang mencoba
untuk menutup. Namun, semua itu sia-sia. Kondisi Ayahnya yang semakin lemah,
Erica, mencobanya secara terus menerus. Hingga akhirnya ia putus asa.
Melihat
kondisi putrinya yang sangat kelelahan akibat merapal mantra secara terus
menerus.
“Sudahlah,
putriku, sudah cukup,”
“Tidak
ayah, Ayah harus sembuh, Erica akan...., Erica akan....”. Erica bermaksud
bicara bahwa ia akan menyembuhkan, namun karena air mata tangis yang amat sedih
dan kesadaran bahwa dengan teknik ini
tidak mungkin luka ayahnya akan menutup.
Sadar
bahwa waktunya tidak lama lagi ayahnya berpesan kepada Erica.
“Sudahlah,
ayah tidak apa-apa. Sekarang dengarkan ayah. Hiduplah Erica, selamatkan dirimu.
Hanya tinggal beberapa km lagi sampai kerajaan Vreonggard. Kau harus menjaga
ibumu sepeninggal ayah. Jadilah Incantator yang mahir dan lindungi orang lain
agar tidak bernasib seperti ayah. Sekarang Pergilah”.
Sepertinya
itu menjadi kata-kata terakhir yang diucapakan ayahnya kepada Erica. Karena ayahnya
tidak lagi bisa bergerak, tidak lagi dapat memarahi Erica bila ia
bermalas-malasan dalam belajar mantra, bila ia tidak mau membantu pekerjaan
rumah, bila ia tidak mau ketika disuruh, bila ia membangkan ketika di nasihati.
Tidak ada lagi yang membelainya ketika ia akan tidur, tidak akan ada lagi yang
akan memberinya senyuman ketika ia pergi dan pulang dari sekolah, tidak akan
ada lagi yang melindunginya ketika Ia sedang dijahili oleh teman-temannya,
tidak akan ada lagi yang melindunginya saat ia dalam bahaya.
Ya
tidak akan ada lagi....
Menyadari
akan semua itu, Erica langsung menangis keras,
“Ayah
jangan tinggalkan Erica, Ayah..... Ayah, Erica mohon....”
Ia
tahu itu semua percuma.
Setelah
beberapa saat meratapi kepergian ayahnya, ia mencoba untuk mengikuti wasiat
ayahnya untuk tetap hidup.
Tampaknya
pertarungan memperebutkan daerah kekuasaan sudah selesai dan dimenangkan oleh
kelompok leo. Tanpa mempedulikan itu semua Erica berjalan. Ketika Erica hendak
berjalan menuju ke arah kerajaan Vreonggard, sekelompok 3 ekor Leo mencoba
menyerangnya. Itu karena tempat Erica berjalan masih merupakan daerah kekuasaan
kelompok Leo.
Erica
yang terlihat kelelahan sehabis menggunakan mantra yang terus-menerus, mencoba
berlari sekuat tenaga. Namun, kecepatan gadis kecil yang sedang kelelahan tidak
sebanding dengan kecepatan yang dimiliki Leo. Hingga akhirnya Erica, terdesakdi
lereng tebing yang tinggi.
Menurut
apa yang telah dipelajarinya disekolah incantation, seekor MB tanpa adanya
kontraktor, tidak memiliki kekuatan yang cukup tinggi untuk dapat melukai seseorang
hingga terluka parah. Namun, berbeda apabila ada sekelompok MB, kekuatan mereka
akan saling beresonansi sehingga akan membuat tiap individu MB akan memiliki
kekuatan yang besar. Bahkan ada yang mengatakan apabila dalam satu kelompok MB
terdapat 15 ekor, maka kekuatan tiap MB akan saling beresonansi dan dapat
menyamai kekuatan Fairy Beast (FB- MB yang mempunyai kontraktor).
Walaupun
MB Leo yang mengejar Erica hanya 3 ekor. Namun kekuatan tiap MB dan ditambah
kekuatan power up akibat resonansi tiap MB, sangatlah sulit untuk dihadapi oleh
seorang gadis kecil Incantator amatiran yang kelelahan. Ia tahu bahwa apabila
dalam kondisinya yang terbaik pun akan mustahil untuk Erica dapat mengalahkan
mereka. Dengan sekujur tubuh gemetaran dan merasa tidak berdaya, Erica pasrah
akan nasibnya.
“Thundra!”,....
Ketika
salah satu Leo hendak menerkam Erica, tiba-tiba muncul sambaran petir mengenai
sekelompok Leo yang berada disekeliling Erica dan langsung kabur.
Ketegangan
Erica lepas dan roboh, pingsan akibat kelelahan.
Setelah
Erica tersadar, ia terbangun di sebuah rumah kecil milik seorang Sage
(Incantator level Tinggi) yang merupakan penyelamatnya. Sejak saat itu, Erica
berguru kepada Sage tersebut selama bertahun-tahun dan menjadi Incantator yang
mahir seperti sekarang. Tujuan hidupnya berubah total semenjak kejadian itu.
Tujuan hidupnya sekarang adalah untuk memenuhi wasiat ayahnya yang terakhir.
Incantator
adalah orang yang dapat memanipulasi element-element yang ada di alam seperti
api, air, angin, tanah, dan petir dengan menggunakan mantra/incantation. Seorang
incantator biasanya hanya mahir dalam salah satu element atau beberapa element.
Sangat jarang sekali bahkan hampir tidak ada seorang Incantator yang mahir
mengendalikan semua element.
Incantator
menggunakan skillnya dengan menggunakan satu atau mengkombinasikan satu atau
beberapa element untuk menciptakan sebuah serangan, pertahanan, memperkuat, melemahkan
dan menyembuhkan. Kekuatan seorang incantator sangat tergantung dari keahlian
individu dalam mengkombinasikan tiap-tiap element dan mantra yang dikuasainya. Kekuatan
incantator juga sangat dibatasi oleh Life Force (LF) seperti yang dimiliki oleh
Beast Tamer. Tidak semua orang dapat menjadi incantator. Walapun tiap orang
pasti mempunyai LF tapi hanya orang-orang yang berbakat saja yang memiliki kemampuan
mengendalikan dan memanipulasi element-element yang ada di alam yang dapat
menjadi incantator.
Bersambung
ke Scene 4 “Seal-Dome”......
Salam
Penulis
Terimakasih
telah membaca ceritanya...
Tolong
minta komentarnya untuk perbaikan cerita selanjutnya
Maklum
ini cerita karangan saya yang pertama kali.
Bagi
yang ingin terus mengikuti novel ini, mohon untuk follow blog saya ya...
Sekali
lagi terimakasih