Sabtu, 13 Juli 2013

Mohon Maaf

Assalamualaikum Wr. Wb

Mohon maaf bila untuk update Novel Beast Tamer Scene 5 "Seal-Dome bagian 2" akan sedikit terlamabat.
Karena kesibukan penulis dalam menyelesaikan Paper Thesis yang belum kelar-kelar. Mungkin akan Update lagi minggu depan.

Saya mau fokus mengerjakan Thesis dulu.
Doakan supaya lancar.
Semangat Lulus!
Semangat Untuk Masa Depan!

Terimakasih
Salam Pena Penulis Muda

Beast Tamer Scene 4

Scene 4

Juli 105
“Seal-Dome Bagian 1”

---Masih di Aula Kerajaan---

“Untuk evakuasi para penduduk berjalan pelan paduka. Terdapat sedikit masalah banyak dari mereka terlihat panik mendengar akan ada evakuasi total ke “Seal-Dome” (Kubah segel). Ini merupakan kali pertama bagi mereka mengingat evakuasi ke seal-dome tidak pernah terjadi. Banyak rumor mengenai Seal-Dome yang beredar di masyarakat selama ini sehingga terjadi kepanikan dalam proses evakuasi. Terdapat beberapa warga enggan untuk dievakuasi ke seal-dome. Mereka lebih memilih untuk mengungsi ke shelter bawah tanah.”, jawab wanita berambut pirang, Erica, atas pertanyaan sang raja kepada divisinya, -divisi incantator- (divisi perapal mantra).

“Ya aku tahu, Seal-Dome terakhir digunakan pada masa kakek buyutku, Raja Luthor, 3 generasi sebelumku. Memang benar, penggunaan seal-dome bukan tanpa resiko. Tapi kita harus melakukannya. Kita butuh kerjasama para penduduk kerajaan Trojan, bila tidak, nasib kerajaan ini tidak dapat dipastikan. Sebarkan berita kalau rumor yang beredar selama ini adalah tidak benar”, ekspresi sang raja terlihat sedikit muram.

“Katakan pada mereka bahwa situasi kerajaan kita dalam keadaan gawat darurat. Kita memerlukan kekuatan mereka di Seal-Dome agar kita dapat bertahan dari serangan musuh kali ini. Bila mereka tidak mau, Paksa Mereka!”, perintah sang raja tegas. Tak ada lagi keraguan dalam mimik mukanya. Sepertinya ia sudah menetapkan hati demi masa depan kerajaan dan rakyatnya.

“Tapi yang mulia raja, apa tidak sebaiknya kita menceritakan yang sebenarnya? Akan terjadi kekecewaan mendalam pada diri rakyat sesudah perang usai” tanya Erica dengan suara seperti ditahan-tahan sepertinya ia merasa tidak yakin mampu mengatakannya. Hal itu karena ia merasa sudah melayangkan sebuah interupsi kepada perintah raja.

Selama ia menjabat sebagai panglima incantator dibawah kepemimpinan Raja Eric. Ia dan prajurit lainya telah menghadapi banyak peperangan sebelum ini. Kerajaan Trojan telah diserang berkali-kali oleh sekawanan Mythical Beast (MB) dan ditambah lagi peperangan dengan kerajaan lain. Saat itu banyak terjadi keadaan-keadaan di luar kendali terjadi. Ketika itu Raja Eric mengambil alih pimpinan secara langsung dan memberikan perintah yang terdengar tidak masuk akal dan berisiko tinggi. Banyak diantara kami mempertanyakan dan bahkan memprotes akan keputusan sang raja. Namun, sang raja tetap tegas dengan perintahnya. Terbukti memang, semua perintahnya berhasil semua dan dapat mengeluarkan kondisi kerajaan dari situasi genting. Maka dari itu, Ia merasa sedikit malu dan tidak yakin mempertanyakan keputusan sang raja yang dikaguminya dengan kepiawaian sang raja dalam menyusun strategi perang. Tapi tidak, ini bukan hanya untuk kebaikan kerajaan tapi juga untuk kebaikan sang raja kelak. Usai perang berakhir, bila saja kerajaan ini dapat bertahan dari serangan musuh, akan ada banyak terjadi konflik internal. Situasi terburuknya akan ada percobaan untuk menggulingkan jabatan Raja Eric. Tidak, ini tidak boleh terjadi, tidak untuk raja Eric yang aku kagumi, tidak semasa aku menjabat. Itulah yang mendorong Erica untuk mempertanyakan akan tidakan sang raja.

Tapi kemudian sang raja bicara dengan senyuman yang sedikit terpancar dalam wajahnya seakan dia tahu apa yang dipikirkan Erica.

“Aku tahu, tindakan ini akan mengakibatkan efek buruk kelak. Namun ini sebuah keharusan untuk dilakukan. Lebih baik mengorbankan sedikit daripada kehilangan banyak. Aku tidak mau kehilangan kerajaan ini, kerajaan yang telah dibangun oleh ayahku dan leluhur-leluhuku
Dan aku tidak mau kehilangan rakyatku yang memang sudah seharusnya tugas raja untuk melindungi rakyatnya”.

Raja diam sejenak.

“Tidak mengapa rakyat kecewa dan aku rela bila kelak ada yang mau menjatuhkan ku dari jabatan seorang raja. Setidaknya itu dapat sedikit menebus kesalahanku yang besar yang tidak mampu melindungi rakyatnya”.

Setelah mendengar ucapan sang raja, semua yang hadir di aula takjub.

“Bila itu terjadi, saya akan menjadi orang pertama membelamu, Baginda Raja. Saya akan mempertaruhkan nyawa dibarisan terdepan untuk menyelamatkan Raja Eric”, ucap panglima Monarch yang langsung berdiri dari tempat duduknya sambil memberikan penghormatan yang mendalam.

Melihat tindakan panglima Monarch, yang lain pun banyak yang mengikuti. Satu-satu orang-orang berdiri dari tempat duduknya, begitu juga Erica,  memberikan penghormatan dan menyatakan kestiaannya kepada Raja Eric.

“Terimakasih atas kesetiaan kalian semua, sekarang duduklah kembali”

Namun hanya Erica saja yang tidak kembali duduk.
“Maafkan atas kelancangan hamba tadi, yang mulia?”

“Tidak apa-apa. Duduklah!”

“Terimakasih yang mulia Eric”

“Sekarang apakah kau mau melaksanakan perintahku”

“Baik, yang mulia akan segera saya laksanakan! Permisi sebentar yang mulia, saya akan menyampaikan perintah baginda kepada pasukan divisi incantator dan divisi polisi kota”, Erica beranjak dari tempat duduknya. Ia tidak nampak akan keluar aula tetapi ia justru mengarah ke sisi berlawanan ke arah pojok aula yang sepi.

Erica memejamkan mata. Terlihat bibirnya mengucapkan mantra. Konsentrasinya amat tinggi. Ya, rupanya ia menghubungi pasukannya dengan menggunakan telepati benaknya. Dari satu orang anak buahnya kemudian disalurkan kepada anak buahnya yang lain hingga seluruh prajurit evakuasi mendengarnya hanya dalam beberapa menit saja.

Seorang incantator dapat saling berkomunikasi dengan benak mereka dalam jarak jauh dengan bantuan rapalan mantra sederhana. Meskipun teknik ini sangat berguna, tetapi teknik ini memiliki resiko yang tinggi. Selama berkomunikasi dengan benak, pikiran mereka akan tereksposed dan dinding pertahanan benaknya terbuka. Mereka akan rentan untuk diserang benaknya dan mudah untuk sekali untuk dikendalikan dengan mantra pengendali sederhana. Maka dari seorang incantator tidak akan cukup bodoh untuk melakukan teknik ini tanpa terlebih dahulu memastikan keamanan daerah sekitarnya.

Di dalam dinding kerajaan Trojan sudah dipasang bermacam-macam mantra pelindung. Salah satunya adalah mantra untuk melindungi benak incantator kerajaan dari serangan incantator lain selama membuka benaknya untuk melakukan telepati dan teknik lain yang membutuhkan benak mereka terbuka sebagai salah satu syarat dari teknik yang dilakukan. Radius mantra pelindung ini sampai beberapa kilometer keluar kerajaan diukur dari dinding benteng terluar yang mengelilingi kerajaan Trojan.

Setelah perintah raja disebarkan. Para polisi kota dan pasukan lain segera bertindak sesuai perintah. Dan benar, terjadi percekcokan antara rakyat dengan para pasukan kerajaan yang hendak mengevakuasi.


Bersambung Ke “Seal-Dome Bagian 2”.....

Terimakasih sudah membaca....
Semoga Terhibur...
Follow Blogku ya.....

Ucapan Terimakasih

Puisi
"Semangat Penulis"

Terimakasih banyak penulis ucapkan.
Atas apresiasi pembaca kepada cerita saya.
Sungguh suatu kebahagiaan tersendiri bagi seorang penulis.
Ketika hasil karyanya mendapat tempat di hati pembaca.
Semangat dan dukungan kalian membakar semangat penulis dalam berkarya.

Kritikan dan saran sudah biasa dalam kehidupan.
Penulis justru senang apabila banyak masukan kritikan dan saran pembaca.
Itu tandanya para pembaca peduli dengan karya penulis.
Mereka ingin penulis dapat berkembang menjadi lebih baik.
Usaha kalian memang sering disalah artikan bagi beberapa orang.
Namun penulis melihat ini sebagai kesempatan untuk maju.

Terimakasih teman.
Terimakasih atas dukungannya.
Semangat para penulis muda.
Goresan tangan kalian adalah harta karun bangsa.
Jangan pernah takut dan jangan pernah malu.
Karya kalian adalah emas yang tak ternilai harganya.


Penulis
Salam Pena Penulis Muda


Jumat, 12 Juli 2013

BEAST TAMER scene 3

Scene 3

Juli 105
“Erica-Incantator”

---Masih di Aula kerajaan---.

“Sebelum fajar tiba sebaiknya kita sudah mengevakuasi para penduduk, Panglima Erica, bagaimana status evakuasi penduduk saat ini” tanya sang raja kepada panglima Incantator (perapal) kerajaan, satu-satunya panglima wanita yang ada.

Erica berambut pirang dikuncir ekor kuda kebelakang, kulitnya putih pucat namun terlihat cantik, pakaiannya tidak seperti panglima lain yang mengenakan baju zirah perang, dia mengenakan tunik biru rapat yang menampilkan keanggunan seorang wanita, dia juga mengenakan jubah biru toska yang menutupi bahu tejurai kebawah sampai mata kakinya. Wanita ini berparas cantik namun tampak kuat dan tegas yang sudah selayaknya dimiliki oleh seorang panglima kerajaan.

Erica merupakan Incantator yang paling kuat yang dimiliki oleh kerajaan Trojan. Dia mendaki karirnya sebagai seorang prajurit adalah bukan cita-citanya sejak kecil. Seperti wanita pada umumnya, dengan modal parasnya yang cantik erica ingin menikah dengan bangsawan dan dapat hidup nyaman selayaknya  wanita bangsawan. Erica dibesarkan dari keluarga incantator maka dari itu mau tidak mau dari semenjak ia  kecil, ia sudah dimasukkan di sekolah incantator. Namun takdir berkata lain, ketika ia berumur 15 tahun erica berpergian dengan ayahnya ke kerajaan Vreonggard untuk mengajar.

Ya, ayahnya adalah seorang ahli incantator dan ia adalah seorang guru incantation. Selama di perjalanan, di kawasan padang semak gersang mendekati kerajaan Vreonggard, tidak disangka mereka bertemu dengan dua kelompok mythical beast (MB) yang saling berebut daerah kekuasaan. Mereka adalah MB jenis Fire Leo (sejenis singa) dan yang satunya adalah jenis Black jackal (sejenis serigala). Nampaknya mereka sedang memperebutkan daerah untuk berburu. Di tengah konflik kedua MB ini berlari kearah Erica dan ayahnya, seekor Leo kecil yang terlihat lemah. Bermaksud untuk mengobati anak Leo, tiba-tiba dari belakang, ayahnya langsung diserang oleh indukan Leo yang sangat ganas. Tanpa sempat untuk melawan, sang ayahnya terkena tusukan cakar api langsug menembus dadanya. Erica yang saat itu sedang berada di sebelah ayahnya langsung shock dan panik, tanpa pikir panjang dia langsung mengeluarkan petir kacil dari telapak tangannya. Erica waktu itu bukanlah seorang incantator yang mahir. Keahliannya pada saat itu di bawah rata-rata untuk anak setingkatnya. Itu karena Erica tidak pernah serius dalam mempelajari teknik Incantator. Dia adalah anak yang manja yang selalu mengandalkan parasnya yang cantik untuk menyelesaikan suatu masalah.

Namun petir kecil yang dihasilkan Erica ternyata mampu membuat betina leo panik dan langsung kabur membawa anaknya pergi. Erica sesaat merasa lega. Tetapi setelah ia melihat kondisi ayahnya yang terkapar tak berdaya dengan banyak darah keluar dari lubang di dadanya, Erica langsung merasa lemas. Namun, Erica saat itu tidak langsunng pasrah dengan keadaan, ia langsung mengingat-ingat Healing Incantation (mantra penyembuhan) yang sudah ia pelajari di sekolah. Terdapat banyak jenis Healing Incantation, namun ia tidak pernah mahir dengan mantra-mantra itu. Yang ia  tahu caranya hanya mantra untuk menutup luka kecil. Ternyata dulu ia pernah terjatuh dan menyebabkan luka goresan kecil di lengan kirinya. Lukanya tidak seberapa untuk mendapatkan pengobatan serius. Erica tau kalau luka ini akan meninggalkan bekas luka jelek di kulit lengannya yang mulus. Ia langsung mencari mantra penyembuhan untuk itu dan ia cukup mahir dengan teknik itu.

Tanpa membuang waktu, Erica langsung mencoba ke luka ayahnya, “Cura Da Ripped!” (sembuhlah luka), mencobanya berkali-kali namun ternyata lukanya sangat besar bila dibandingkan dengan luka yang pernah dialami Erica. Mantra yang dirapalkan Erica tidak nampak memberikan efek. Hanya sedikit sekali luka yang mencoba untuk menutup. Namun, semua itu sia-sia. Kondisi Ayahnya yang semakin lemah, Erica, mencobanya secara terus menerus. Hingga akhirnya ia putus asa.

Melihat kondisi putrinya yang sangat kelelahan akibat merapal mantra secara terus menerus.
“Sudahlah, putriku, sudah cukup,”

“Tidak ayah, Ayah harus sembuh, Erica akan...., Erica akan....”. Erica bermaksud bicara bahwa ia akan menyembuhkan, namun karena air mata tangis yang amat sedih dan kesadaran bahwa dengan teknik  ini tidak mungkin luka ayahnya akan menutup.

Sadar bahwa waktunya tidak lama lagi ayahnya berpesan kepada Erica.
“Sudahlah, ayah tidak apa-apa. Sekarang dengarkan ayah. Hiduplah Erica, selamatkan dirimu. Hanya tinggal beberapa km lagi sampai kerajaan Vreonggard. Kau harus menjaga ibumu sepeninggal ayah. Jadilah Incantator yang mahir dan lindungi orang lain agar tidak bernasib seperti ayah. Sekarang Pergilah”.

Sepertinya itu menjadi kata-kata terakhir yang diucapakan ayahnya kepada Erica. Karena ayahnya tidak lagi bisa bergerak, tidak lagi dapat memarahi Erica bila ia bermalas-malasan dalam belajar mantra, bila ia tidak mau membantu pekerjaan rumah, bila ia tidak mau ketika disuruh, bila ia membangkan ketika di nasihati. Tidak ada lagi yang membelainya ketika ia akan tidur, tidak akan ada lagi yang akan memberinya senyuman ketika ia pergi dan pulang dari sekolah, tidak akan ada lagi yang melindunginya ketika Ia sedang dijahili oleh teman-temannya, tidak akan ada lagi yang melindunginya saat ia dalam bahaya.

Ya tidak akan ada lagi....

Menyadari akan semua itu, Erica langsung menangis keras,
“Ayah jangan tinggalkan Erica, Ayah..... Ayah, Erica mohon....”
Ia tahu itu semua percuma.

Setelah beberapa saat meratapi kepergian ayahnya, ia mencoba untuk mengikuti wasiat ayahnya untuk tetap hidup.

Tampaknya pertarungan memperebutkan daerah kekuasaan sudah selesai dan dimenangkan oleh kelompok leo. Tanpa mempedulikan itu semua Erica berjalan. Ketika Erica hendak berjalan menuju ke arah kerajaan Vreonggard, sekelompok 3 ekor Leo mencoba menyerangnya. Itu karena tempat Erica berjalan masih merupakan daerah kekuasaan kelompok Leo.

Erica yang terlihat kelelahan sehabis menggunakan mantra yang terus-menerus, mencoba berlari sekuat tenaga. Namun, kecepatan gadis kecil yang sedang kelelahan tidak sebanding dengan kecepatan yang dimiliki Leo. Hingga akhirnya Erica, terdesakdi lereng tebing yang tinggi.

Menurut apa yang telah dipelajarinya disekolah incantation, seekor MB tanpa adanya kontraktor, tidak memiliki kekuatan yang cukup tinggi untuk dapat melukai seseorang hingga terluka parah. Namun, berbeda apabila ada sekelompok MB, kekuatan mereka akan saling beresonansi sehingga akan membuat tiap individu MB akan memiliki kekuatan yang besar. Bahkan ada yang mengatakan apabila dalam satu kelompok MB terdapat 15 ekor, maka kekuatan tiap MB akan saling beresonansi dan dapat menyamai kekuatan Fairy Beast (FB- MB yang mempunyai kontraktor).

Walaupun MB Leo yang mengejar Erica hanya 3 ekor. Namun kekuatan tiap MB dan ditambah kekuatan power up akibat resonansi tiap MB, sangatlah sulit untuk dihadapi oleh seorang gadis kecil Incantator amatiran yang kelelahan. Ia tahu bahwa apabila dalam kondisinya yang terbaik pun akan mustahil untuk Erica dapat mengalahkan mereka. Dengan sekujur tubuh gemetaran dan merasa tidak berdaya, Erica pasrah akan nasibnya.

“Thundra!”,....

Ketika salah satu Leo hendak menerkam Erica, tiba-tiba muncul sambaran petir mengenai sekelompok Leo yang berada disekeliling Erica dan langsung kabur.

Ketegangan Erica lepas dan roboh, pingsan akibat kelelahan.

Setelah Erica tersadar, ia terbangun di sebuah rumah kecil milik seorang Sage (Incantator level Tinggi) yang merupakan penyelamatnya. Sejak saat itu, Erica berguru kepada Sage tersebut selama bertahun-tahun dan menjadi Incantator yang mahir seperti sekarang. Tujuan hidupnya berubah total semenjak kejadian itu. Tujuan hidupnya sekarang adalah untuk memenuhi wasiat ayahnya yang terakhir.

Incantator adalah orang yang dapat memanipulasi element-element yang ada di alam seperti api, air, angin, tanah, dan petir dengan menggunakan mantra/incantation. Seorang incantator biasanya hanya mahir dalam salah satu element atau beberapa element. Sangat jarang sekali bahkan hampir tidak ada seorang Incantator yang mahir mengendalikan semua element.

Incantator menggunakan skillnya dengan menggunakan satu atau mengkombinasikan satu atau beberapa element untuk menciptakan sebuah serangan, pertahanan, memperkuat, melemahkan dan menyembuhkan. Kekuatan seorang incantator sangat tergantung dari keahlian individu dalam mengkombinasikan tiap-tiap element dan mantra yang dikuasainya. Kekuatan incantator juga sangat dibatasi oleh Life Force (LF) seperti yang dimiliki oleh Beast Tamer. Tidak semua orang dapat menjadi incantator. Walapun tiap orang pasti mempunyai LF tapi hanya orang-orang yang berbakat saja yang memiliki kemampuan mengendalikan dan memanipulasi element-element yang ada di alam yang dapat menjadi incantator.  

Bersambung ke Scene 4 “Seal-Dome”......

Salam Penulis
Terimakasih telah membaca ceritanya...
Tolong minta komentarnya untuk perbaikan cerita selanjutnya
Maklum ini cerita karangan saya yang pertama kali.
Bagi yang ingin terus mengikuti novel ini, mohon untuk follow blog saya ya...
Sekali lagi terimakasih


Senin, 08 Juli 2013

Thinking

Just My Thought

Living is to make choise...
Living is expressing one's will...
Living is enjoying oneself...
Living is continuing to search...
Living is a fight...
Living is eating...
Living is preparing oneself...
Living is being lost...
WHAT IS LIVING???

-----Express your Tought-----

Kacamataku

Duniaku terasa gelap tanpa adanya kacamata......
Seperti terasing dari kehidupan sosial...
Orang-orang terdekat terasa asing bagiku...
Dunia informasi seakan menutup pintunya untukku....
Layar televisi seakan malu bila aku pandangi....
Jendela duniaku seperti layar TV buram yang dikerumuni semut...
Sekarang aku baru tahu akan kenikmatan memandang yang sesungguhnya...
Ya Allah, maafkan hambamu yang lalai menjaga karunia-Mu.....

Sabtu, 06 Juli 2013

Salam Penulis

Saya mencoba untuk menulis cerita yang selama ini selalu aku khayal ketika waktu luang dimana sering khayalan itu menjadi penghibur diri dikala saya ingin menjadi seorang superhero dengan aksi-aksi heroiknya. Memang sedikit kekanak-kanakan tapi terkadang khayalanku itu mendorong saya untuk terus membela kebenaran dan menentang tindak kejahatan.

Ini adalah cerita dimana tokoh dan karakternya saya padu padankan dari beberapa komik, novel dan cerita yang sudah pernah saya baca. Terkadang dalam membaca suatu cerita, saya merasa masih ada yang kurang atau perlu ada adegan-adegan yang lebih seru lagi bila ditambahkan scene-scene yang sudah saya bayangkan dalam khayalanku. Mungkin dalam cerita ini banyak menyinggung cerita-cerita yang sudah ada. Jadi saya mohon saran dan kritiknya supaya dapat menulis cerita yang lebih baik.

Selamat membaca.....
Semoga cerita dari khayalanku ini dapat menghibur kalian yang membacanya....