Jumat, 12 Juli 2013

BEAST TAMER scene 3

Scene 3

Juli 105
“Erica-Incantator”

---Masih di Aula kerajaan---.

“Sebelum fajar tiba sebaiknya kita sudah mengevakuasi para penduduk, Panglima Erica, bagaimana status evakuasi penduduk saat ini” tanya sang raja kepada panglima Incantator (perapal) kerajaan, satu-satunya panglima wanita yang ada.

Erica berambut pirang dikuncir ekor kuda kebelakang, kulitnya putih pucat namun terlihat cantik, pakaiannya tidak seperti panglima lain yang mengenakan baju zirah perang, dia mengenakan tunik biru rapat yang menampilkan keanggunan seorang wanita, dia juga mengenakan jubah biru toska yang menutupi bahu tejurai kebawah sampai mata kakinya. Wanita ini berparas cantik namun tampak kuat dan tegas yang sudah selayaknya dimiliki oleh seorang panglima kerajaan.

Erica merupakan Incantator yang paling kuat yang dimiliki oleh kerajaan Trojan. Dia mendaki karirnya sebagai seorang prajurit adalah bukan cita-citanya sejak kecil. Seperti wanita pada umumnya, dengan modal parasnya yang cantik erica ingin menikah dengan bangsawan dan dapat hidup nyaman selayaknya  wanita bangsawan. Erica dibesarkan dari keluarga incantator maka dari itu mau tidak mau dari semenjak ia  kecil, ia sudah dimasukkan di sekolah incantator. Namun takdir berkata lain, ketika ia berumur 15 tahun erica berpergian dengan ayahnya ke kerajaan Vreonggard untuk mengajar.

Ya, ayahnya adalah seorang ahli incantator dan ia adalah seorang guru incantation. Selama di perjalanan, di kawasan padang semak gersang mendekati kerajaan Vreonggard, tidak disangka mereka bertemu dengan dua kelompok mythical beast (MB) yang saling berebut daerah kekuasaan. Mereka adalah MB jenis Fire Leo (sejenis singa) dan yang satunya adalah jenis Black jackal (sejenis serigala). Nampaknya mereka sedang memperebutkan daerah untuk berburu. Di tengah konflik kedua MB ini berlari kearah Erica dan ayahnya, seekor Leo kecil yang terlihat lemah. Bermaksud untuk mengobati anak Leo, tiba-tiba dari belakang, ayahnya langsung diserang oleh indukan Leo yang sangat ganas. Tanpa sempat untuk melawan, sang ayahnya terkena tusukan cakar api langsug menembus dadanya. Erica yang saat itu sedang berada di sebelah ayahnya langsung shock dan panik, tanpa pikir panjang dia langsung mengeluarkan petir kacil dari telapak tangannya. Erica waktu itu bukanlah seorang incantator yang mahir. Keahliannya pada saat itu di bawah rata-rata untuk anak setingkatnya. Itu karena Erica tidak pernah serius dalam mempelajari teknik Incantator. Dia adalah anak yang manja yang selalu mengandalkan parasnya yang cantik untuk menyelesaikan suatu masalah.

Namun petir kecil yang dihasilkan Erica ternyata mampu membuat betina leo panik dan langsung kabur membawa anaknya pergi. Erica sesaat merasa lega. Tetapi setelah ia melihat kondisi ayahnya yang terkapar tak berdaya dengan banyak darah keluar dari lubang di dadanya, Erica langsung merasa lemas. Namun, Erica saat itu tidak langsunng pasrah dengan keadaan, ia langsung mengingat-ingat Healing Incantation (mantra penyembuhan) yang sudah ia pelajari di sekolah. Terdapat banyak jenis Healing Incantation, namun ia tidak pernah mahir dengan mantra-mantra itu. Yang ia  tahu caranya hanya mantra untuk menutup luka kecil. Ternyata dulu ia pernah terjatuh dan menyebabkan luka goresan kecil di lengan kirinya. Lukanya tidak seberapa untuk mendapatkan pengobatan serius. Erica tau kalau luka ini akan meninggalkan bekas luka jelek di kulit lengannya yang mulus. Ia langsung mencari mantra penyembuhan untuk itu dan ia cukup mahir dengan teknik itu.

Tanpa membuang waktu, Erica langsung mencoba ke luka ayahnya, “Cura Da Ripped!” (sembuhlah luka), mencobanya berkali-kali namun ternyata lukanya sangat besar bila dibandingkan dengan luka yang pernah dialami Erica. Mantra yang dirapalkan Erica tidak nampak memberikan efek. Hanya sedikit sekali luka yang mencoba untuk menutup. Namun, semua itu sia-sia. Kondisi Ayahnya yang semakin lemah, Erica, mencobanya secara terus menerus. Hingga akhirnya ia putus asa.

Melihat kondisi putrinya yang sangat kelelahan akibat merapal mantra secara terus menerus.
“Sudahlah, putriku, sudah cukup,”

“Tidak ayah, Ayah harus sembuh, Erica akan...., Erica akan....”. Erica bermaksud bicara bahwa ia akan menyembuhkan, namun karena air mata tangis yang amat sedih dan kesadaran bahwa dengan teknik  ini tidak mungkin luka ayahnya akan menutup.

Sadar bahwa waktunya tidak lama lagi ayahnya berpesan kepada Erica.
“Sudahlah, ayah tidak apa-apa. Sekarang dengarkan ayah. Hiduplah Erica, selamatkan dirimu. Hanya tinggal beberapa km lagi sampai kerajaan Vreonggard. Kau harus menjaga ibumu sepeninggal ayah. Jadilah Incantator yang mahir dan lindungi orang lain agar tidak bernasib seperti ayah. Sekarang Pergilah”.

Sepertinya itu menjadi kata-kata terakhir yang diucapakan ayahnya kepada Erica. Karena ayahnya tidak lagi bisa bergerak, tidak lagi dapat memarahi Erica bila ia bermalas-malasan dalam belajar mantra, bila ia tidak mau membantu pekerjaan rumah, bila ia tidak mau ketika disuruh, bila ia membangkan ketika di nasihati. Tidak ada lagi yang membelainya ketika ia akan tidur, tidak akan ada lagi yang akan memberinya senyuman ketika ia pergi dan pulang dari sekolah, tidak akan ada lagi yang melindunginya ketika Ia sedang dijahili oleh teman-temannya, tidak akan ada lagi yang melindunginya saat ia dalam bahaya.

Ya tidak akan ada lagi....

Menyadari akan semua itu, Erica langsung menangis keras,
“Ayah jangan tinggalkan Erica, Ayah..... Ayah, Erica mohon....”
Ia tahu itu semua percuma.

Setelah beberapa saat meratapi kepergian ayahnya, ia mencoba untuk mengikuti wasiat ayahnya untuk tetap hidup.

Tampaknya pertarungan memperebutkan daerah kekuasaan sudah selesai dan dimenangkan oleh kelompok leo. Tanpa mempedulikan itu semua Erica berjalan. Ketika Erica hendak berjalan menuju ke arah kerajaan Vreonggard, sekelompok 3 ekor Leo mencoba menyerangnya. Itu karena tempat Erica berjalan masih merupakan daerah kekuasaan kelompok Leo.

Erica yang terlihat kelelahan sehabis menggunakan mantra yang terus-menerus, mencoba berlari sekuat tenaga. Namun, kecepatan gadis kecil yang sedang kelelahan tidak sebanding dengan kecepatan yang dimiliki Leo. Hingga akhirnya Erica, terdesakdi lereng tebing yang tinggi.

Menurut apa yang telah dipelajarinya disekolah incantation, seekor MB tanpa adanya kontraktor, tidak memiliki kekuatan yang cukup tinggi untuk dapat melukai seseorang hingga terluka parah. Namun, berbeda apabila ada sekelompok MB, kekuatan mereka akan saling beresonansi sehingga akan membuat tiap individu MB akan memiliki kekuatan yang besar. Bahkan ada yang mengatakan apabila dalam satu kelompok MB terdapat 15 ekor, maka kekuatan tiap MB akan saling beresonansi dan dapat menyamai kekuatan Fairy Beast (FB- MB yang mempunyai kontraktor).

Walaupun MB Leo yang mengejar Erica hanya 3 ekor. Namun kekuatan tiap MB dan ditambah kekuatan power up akibat resonansi tiap MB, sangatlah sulit untuk dihadapi oleh seorang gadis kecil Incantator amatiran yang kelelahan. Ia tahu bahwa apabila dalam kondisinya yang terbaik pun akan mustahil untuk Erica dapat mengalahkan mereka. Dengan sekujur tubuh gemetaran dan merasa tidak berdaya, Erica pasrah akan nasibnya.

“Thundra!”,....

Ketika salah satu Leo hendak menerkam Erica, tiba-tiba muncul sambaran petir mengenai sekelompok Leo yang berada disekeliling Erica dan langsung kabur.

Ketegangan Erica lepas dan roboh, pingsan akibat kelelahan.

Setelah Erica tersadar, ia terbangun di sebuah rumah kecil milik seorang Sage (Incantator level Tinggi) yang merupakan penyelamatnya. Sejak saat itu, Erica berguru kepada Sage tersebut selama bertahun-tahun dan menjadi Incantator yang mahir seperti sekarang. Tujuan hidupnya berubah total semenjak kejadian itu. Tujuan hidupnya sekarang adalah untuk memenuhi wasiat ayahnya yang terakhir.

Incantator adalah orang yang dapat memanipulasi element-element yang ada di alam seperti api, air, angin, tanah, dan petir dengan menggunakan mantra/incantation. Seorang incantator biasanya hanya mahir dalam salah satu element atau beberapa element. Sangat jarang sekali bahkan hampir tidak ada seorang Incantator yang mahir mengendalikan semua element.

Incantator menggunakan skillnya dengan menggunakan satu atau mengkombinasikan satu atau beberapa element untuk menciptakan sebuah serangan, pertahanan, memperkuat, melemahkan dan menyembuhkan. Kekuatan seorang incantator sangat tergantung dari keahlian individu dalam mengkombinasikan tiap-tiap element dan mantra yang dikuasainya. Kekuatan incantator juga sangat dibatasi oleh Life Force (LF) seperti yang dimiliki oleh Beast Tamer. Tidak semua orang dapat menjadi incantator. Walapun tiap orang pasti mempunyai LF tapi hanya orang-orang yang berbakat saja yang memiliki kemampuan mengendalikan dan memanipulasi element-element yang ada di alam yang dapat menjadi incantator.  

Bersambung ke Scene 4 “Seal-Dome”......

Salam Penulis
Terimakasih telah membaca ceritanya...
Tolong minta komentarnya untuk perbaikan cerita selanjutnya
Maklum ini cerita karangan saya yang pertama kali.
Bagi yang ingin terus mengikuti novel ini, mohon untuk follow blog saya ya...
Sekali lagi terimakasih


Comments
2 Comments

2 komentar:

  1. wah menarik ceritanya.
    aku follow blom mu...
    ga sabar nunggu lanjutannya...
    kapn update lagi?

    BalasHapus
  2. Terimakasih sudah follow.
    Untuk awalan akan update secepatnya. tetapi kalau sudah banyak scene ceritanya. nanti akan update tiap minggu. Insyaallah.

    BalasHapus